Oncom Dawuan, Makanan Asal Subang yang Takada Lawan
XPOSNews – Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, dikenal sebagai wilayah yang menyimpan beragam aset kearifan lokal. Salah satunya bahan penganan oncom.
Terdiri atas 30 kecamatan. Wilayah ini, terbentang mulai dari bagian selatan yang bersuhu sangat dingin dan sejuk, wilayah tengah bersuhu hangat, serta bagian pantai utara dengan bersuhu panas.
Di salah satu wilayah, tepatnya di Kecamatan Dawuan, ada perajin oncom yang sudah sangat terkenal.
Jika melintasi Kalijati, mengarah ke Dawuan, Anda hanya tinggal bertanya ke warga yang tinggal di sepanjang Jl Kalijati-Subang via Dawuan. Dapat dipastikan, hampir semua warga tahu soal oncom tersebut.
Oncom dinyatakan siap dipasarkan setelah kapang menghasilkan spora/Bisnis-Asep Mulyana
Saking populernya oncom khas Dawuan ini, sampai diusulkan menjadi kuliner warisan budaya tak benda.
Oncom merupakan, salah satu bahan makanan yang diolah dengan cara fermentasi. Oncom ini, berasal dari bungkil atau ampas tahu.
Proses fermentasinya diperoleh dari campuran kapang, yang dicampur dengan sisa bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kedelai, sisa olahan tahu dan tempe, atau ampas kelapa yang difermentasi. Campuran tersebut kemudian diolah sampai menghasilkan spora (jamur).
Cara pembuatan oncom hampir mirip dengan pengolahan tempe. Perbedaannya, oncom hasil olahan baru dinyatakan siap dipasarkan setelah kapang menghasilkan spora.
Sementara pada tempe hasil olahan siap dipasarkan sebelum kapang menghasilkan spora atau baru dalam tahap hifa.
Selain memiliki cita rasa yang khas, oncom Dawuan memiliki kandungan gizi yang relatif baik. Tak ayal oncom Dawuan sering jadi buruan pedagang sayur keliling untuk dipasarkan.
Kelebihan lainnya, ukurannya jauh lebih besar dibanding oncom lainnya. Serta, kualiatasnya cukup baik.
Ketua Kelompok Kerja Usaha Oncom, Harun, 55, mengatakan oncom Dawuan produksinya dipasarkan hanya di depan rumah sekaligus sebagai pabrik oncom. Para pelanggan, karena sudah tahu, langsung datang ke pabrik.
“Pabriknya masih kecil, tapi setiap hari mampu produkasi sampai 50 kilogram oncom. Omzetnya minimal Rp2 juta per hari. Pelanggan tetapnya yaitu tukang sayur keliling,” ujar Harun, Jumat (5/3/2021).
Kalau sudah jadi berjamur, oncom-oncom ini langsung diserbu tukang sayur. Dalam sehari, para tukang sayur bisa sampai tiga kali mengorder oncom.
Untuk harga, Harun mengakui cukup ramah di kantong. Oncom yang diproduksinya dibanderol Rp3.000 per dua buah ukuran telapak tangan orang dewasa.
Sementara itu,Tety Nurhayati, 46, salah satu pengusaha Tutug Oncom mengatakan oncom Dawuan sangatlah populer. Dirinya, sudah lama menjadi pelanggan oncom Dawuan karena khas dan rasanya enak jika diolah.
“Oncom Dawuan punya kekhasan tersendiri. Teksturnya selain lembut, bagian dalam oncom Dawuan juga terasa lebih kenyal,” ujarnya.
Tak hanya itu, aroma ragi dari oncom Dawuan dalam keadaan mentah juga tidak tercium. Bahkan, lebih dominan tidak beraroma. Teksturnya tidak lembek dan tak mudah hancur, warnanya juga oranye terang.
Anda belum pernah makan oncom Dawuan? Cobalah, niscaya ketagihan.