Harga Beras Kembali Naik! Wamentan RI Sebut Harga Beras di Indonesia Termurah Se ASEAN dan Daya Beli Masyarakat juga Masih Tinggi
XPOSNews,SUBANG – Dalam sebulan terakhir ini, harga beras di Kabupaten Subang dan beberapa daerah di Indonesia terus merangkak naik. Naiknya harga beras tersebut sangat dikeluhkan oleh warga, khususnya yang berpenghasilan rendah.
Menyikapi harga beras yang terus merangkak naik, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbu mengatakan, harga beras di Indonesia ini walaupun mengalami sedikit kenaikan tetapi masih paling termurah di Kawasan ASEAN.
“Kemarin di KTT ASEAN juga kami sampaikan dan kami berikan masukan kepada Pak Presiden, bahwa harga beras kita ini nomor 6 termurah di ASEAN dan selalu termurah, bisa jadi murah sekali sebenarnya,” Kata Wamentan, disela-sela kunker ke Balai Pengujian Standar Instrumen Padi Sukamandi, Jumat(8/9/2023)
Maka dari itu, Kata Wamentan, Kementerian Pertanian melalui program-program bersinergi dengan Kementerian BUMN yang terkait terus melakukan inovasi-inovasi demi bisa tercapai program ketahanan pangan nasional.
” Kenadatipun harga beras naik, tak perlu dipermasalahkan yang terpenting daya beli masyarakat terjangkau,”katanya
“Jadi intinya satu hal yang saya sampaikan ke Pak Presiden, kita fokus untuk daya beli bukan soal harga, artinya kalau daya belinya sudah tinggi di masyarakat, harga berapapun bisa diikuti atau terjangkau oleh masyarakat,” tandasnya
Selain itu, demi menjaga daya beli masyarakat berpendapatan rendah, pemerintah akan segera kembali menggelontorkan bantuan pangan beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tersebar di seluruh provinsi.
Sama seperti bantuan beras tahap pertama yang berlangsung pada April-Mei 2023, bantuan pangan beras tahap kedua akan disalurkan selama tiga bulan pada bulan Oktober-Desember 2023 dengan volume 10 kg beras per penerima.
“Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa bantuan pangan beras ini akan kembali kita gelontorkan untuk masyarakat berpendapatan rendah pada bulan Oktober hingga Desember mendatang,”pungkasnya(Ahya Nurdin)