Anies Baswedan Naik ‘Singa’ di Bandung, Ternyata Itu Simbol Perlawanan
XPOSNews – Bakal calon presiden, Anies Baswedan naik ‘singa’ bersama ribuan relawan se-Bandung Raya. Ternyata, ‘singa’ itu merupakan simbol perlawanan.
Bacapres partai Nasdem, Anies Baswedan menjumpai ribuan relawan pendukungnya di Lapangan Tegalega, Bandung dalam acara jalan sehat yang digelar oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sabtu (5/8/2023).
Anies tiba sekitar pukul 08.40 WIB. Anies datang mengenakan kaus oranye yang dibalut rompi putih dengan tulisan Indonesia pada bagian belakangnya.
Di lokasi, Anies terlihat naik ‘singa’ sambil menyapa dan melambaikan tangan kepada para relawannya. Sesekali ia juga menyalami relawan.
‘Singa’ yang dinaiki Anies Baswedan tentu saja bukan singa betulan, melainkan Sisingaan. Sisingaan sendiri merupakan salah satu kesenian khas Jawa Barat.
Sisingaan merupakan kesenian khas dari Subang, Jawa Barat. Bentuknya seperti patung singa yang diangkat seperti tandu. Bagian kepala singa biasanya terbuat dari kayu ringan seperti randu, sedangkan rambutnya terbuat dari bunga atau daun kaso.
Dikutip dari Situs Resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang, Minggu (6/8/2023), kesenian Sisingaan ternyata memiliki filosofi perjuangan.
Sisingaan adalah simbol bentuk perjuangan masyarakat Kabupaten Subang terhadap penguasa saat itu, yaitu Kerajaan Inggris. Seperti kita tahu, lambang Kerajaan Inggris adalah singa.
Wujud patung singa dalam kesenian Sisingaan biasanya tidak ‘segarang’ biasanya, tapi malah berbentuk lucu. Itu sebagai wujud sindiran, bahkan luapan kebencian warga Subang atas penindasan Inggris saat itu.
Biasanya, Sisingaan dinaiki oleh anak-anak pada saat acara Khitanan alias sunat. Namun sekarang, Sisingaan juga sering dipentaskan dalam acara-acara tertentu.
Para penunggang ‘singa’ akan menjambak rambut dari Sisingaan yang mereka naiki. Itu juga sebagai bentuk sindiran, bahwa singa yang dijunjung tinggi oleh bangsa Eropa, ternyata kepalanya bisa dipegang-pegang oleh anak kecil, bahkan dijambak-jambak rambutnya seperti tidak ada harga dirinya.
Saat ini, kesenian Sisingaan masih terus dipentaskan di beberapa daerah di Subang dan sebagian Jawa Barat sebagai sarana hiburan di acara khitanan agar anak-anak merasa terhibur.
Biasanya mereka akan diarak keliling desa satu hari sebelum disunat. Mereka akan diarak dengan meriah, bahkan didandani sehingga sering juga disebut sebagai ‘pengantin’ sunat.